Jogja merupakan kota seni dengan berbagai macam aliran seni yang ada. Salah satu aliran seni yang ada di kota istimewa ini adalah seni melukis dengan media kulit atau tubuh, seni ini biasa dikenal dengan seni tattoo. Tattoo sebagai seni memang masih banyak menjadi kontroversi, banyak orang yang setuju, banyak juga orang yang masih menentang tattoo baik dengan alasan kesehatan maupun alasan agama.
Dibalik semua kontroversi tersebut ada sebuah komunitas asli Jogja yang mencoba memandang tattoo dari sudut pandang lain, yaitu dari sudut pandang seni. Komunitas Gento Jogja (Gerombolan Tukang Tattoo) yang berdiri sejak Juli 2012 hingga sekarang ini adalah komunitas tattoo yang terbentuk dengan dasar rasa solidaritas dan kebersamaan antar teman satu profesi yaitu artist-tattoo.
Menurut salah satu artist-tattoo anggota komunitas ini, “Gento terbentuk atas dasar solidaritas antar artist tattoo dan Gento ingin mengubah pandangan masyarakat akan tattoo, walaupun itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.”
Dalam rekruitment anggota, komunitas ini tidak mengikat secara khusus, semua orang yang memandang tattoo sebagai sebuah seni bisa masuk dalam komunitas ini. Hingga kini ada sekitar 25 anggota komunitas Gento yang masih aktif mengembangkan komunitas ini.
Di tengah semua kontroversi yang ada di masyarakat, komunitas ini tetap berkarya dalam kegiatan yang positif, jauh berbeda dengan pandangan masyarakat kebanyakan. Komunitas ini sering terlibat dalam event-event indie yang ada di Jogja, seperti The Parade, Indie Cloth, dan sebagainya yang biasanya acara-acara seperti ini diadakan di JEC pada akhir pekan. Dalam setiap event seperti ini biasanya komunitas ini membuka stand pameran karya seni tattoo dan demo tattoo secara langsung.
Melalui demo tattoo ini anggota komunita Gento menunjukkan kamahirannya dengan berbagai macam teknik yang digunakan dalam membuat tattoo kepada para pengunjung di event tersebut. Mereka mempraktekkan secara langsung proses pembuatan tattoo, komunitas ini juga menampilkan berbagai macam alat yang digunakan dalam membuat tattoo dan berbagi beberapa pengetahuan tentang tattoo kepada para pengunjung.
Walaupun tak mempunyai basecamp yang tetap, komunitas ini secara tidak langsung sudah berbagi pengalaman tentang tattoo yang secara tidak langsung juga dapat mengubah pandangan masyarakat yang semula negatif menjadi positif.
Selain kegiatan itu, komunitas ini juga membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin tahu lebih tentang tattoo untuk sharing dan mengakrabkan diri dengan masyarakat, kegiatan ini biasanya dilakukan sebulan sekali.
Reporter : Stephanus Aranditio
bahas komunitas 